Imelda Rumyaan

Setelah mengenakan toga dan menerima gelar, langkah pertama setelah wisuda membawa perasaan campuran antara kegembiraan dan tantangan baru. Perjalanan melangkah keluar dari bangku kuliah membawa banyak harapan dan rasa ingin tahu tentang apa yang akan datang. Bagi saya, pengalaman pertama setelah wisuda adalah seperti membuka buku baru kehidupan yang penuh dengan halaman yang belum ditulis. Dan menjadi dasar untukku ketika ber Duc In Altum-bertolak ke tempat yang lebih dalam ke daerah pinggiran. Pengalaman pertama saya terasa seperti awal petualangan baru. Setiap tantangan menjadi peluang untuk tumbuh dan meningkatkan keterampilan serta pengetahuan saya. Hal ini mengingatkan saya bahwa pendidikan hanya awal dari perjalanan panjang, dan dunia nyata memberikan pelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan di bangku kuliah.

Perjalanan pelayanan pertama saya setelah wisuda bertolak ke daerah Masohi, Taniwel, dan Piru membuka mata saya pada realitas kehidupan di daerah terpencil. Menyaksikan keberanian dan ketabahan masyarakat setempat menginspirasi saya untuk lebih peduli dan berkontribusi dalam upaya untuk meningkatkan nilai persaudaraan; melibatkan diri dalam masyarakat untuk memberikan kontribusi positif serta membuka mata terhadap realitas kehidupan beragama yang beragam di daerah tersebut. Kegiatan pelayanan pertama berlangsung di daerah Masohi dengan tema besar yakni “LINTAS AGAMA” dengan sub tema Bersama-sama membangun persaudaraan di tiga daerah yang dikunjungi oleh Uskup, Vikjen, diakon, frater, dan lima katekis. Kegiatan pertama yang berlangsung di kota Masohi membawa saya belajar menghargai keberagaman budaya, serta menemukan kebahagiaan dalam memberikan bantuan dan membangun hubungan dengan masyarakat setempat. Pengalaman ini memperkuat tekadku untuk terus berkontribusi dalam membawa perubahan positif ke tempat-tempat yang membutuhkan bantuan.

“Saat kegiatan lintas agama di Masohi, saya merasakan kehangatan persatuan di tengah keberagaman. Beragam agama dan budaya bersatu, saling menghargai, dan membentuk ikatan persahabatan yang mendalam. Kegembiraan dan kekayaan nilai-nilai spiritual dari setiap peserta menciptakan momen tak terlupakan yang menginspirasi kerjasama lintas agama di komunitas tersebut.” Di Masohi, kegiatan lintas agama bersama anak-anak menggambarkan pemandangan luar biasa dari warna-warni keberagaman dan persatuan. Anak-anak, tanpa memandang perbedaan agama, bersama-sama menanam benih persahabatan yang subur. Kegiatan ini bukan hanya sarana untuk belajar tentang keberagaman agama, tetapi juga menunjukkan bahwa kehidupan dan cinta melampaui batas-batas kepercayaan. Mereka saling berbagi cerita, tawa, dan kegembiraan, menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Dalam kebersamaan itu, tergambar keyakinan bahwa keberagaman adalah kekayaan, dan anak-anak adalah agen perubahan yang akan meneruskan pesan perdamaian di masa depan. Kesannya, sebuah mosaik indah kehidupan lintas agama yang tumbuh subur di tanah Masohi, memberikan harapan bagi masa depan yang penuh toleransi dan pengertian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *