Dkn. Joseph Ohoiledjaan
TUJUH DOSA POKOK
Pekan keempat BINUS II Keuskupan Amboina menghantar saya pada kesadaran tentang tujuh dosa pokok. Setiap manusia tentu tidak pernah lepas dari tujuh dosa pokok. Berdasarkan … menggambarkan tujuh dosa pokok sebagai berikut; kesombobongan, rakus, iri hati, kemarahan, cabul, kemalasan, dan kikir. Kesombongan adalah dosa yang kadang saya lakukan karena kemampuan diri, atau karena pujian yang ditujukan kepada saya. Rakus, sering juga muncul dalam pribadi saya, karena adanya dorongan untuk mendapatkan lebih, dan terkadang demi kepentingan pribadi. Iri hati selalu juga muncul dalam diri saya. Iri hati muncul dengan merasa tersaingi dengan orang lain atau karena memandang kemampuan orang lain yang lebih unggul dari pada diri saya. Kemarahan adalah salah satu dosa yang selalu melekat pada diri saya. Kemarahan selalu muncul saat merasa benar dan tidak diikuti oleh orang lain. Kemarahan sering muncul saat tersinggung dengan perkataan dan tindakan orang lain. Cabul adalah salah satu dosa pokok, yang tidak hanya datang dari perbuatan, tetapi pertama-tama juga datang lewat pikiran dan kehendak. Pikiran cabul dan kehendk untuk berbuat cabul tentunya sering muncul dalam diriku. Malas, adalah dosa yang selalu dalam hidupku. Malas dalam menyelesaikan tugas, malas dalam mempersiapkan diri dengan baik untuk menjadi imam yang berkualitas, dan malas dalam berbagai hal hidup keseharian saya. Kikir, adalah dosa yang juga ada dalam diri saya. terkadang sulit memberi kepada orang yang membutuhkan dan mudah menyumbang bagi mereka yang tidak mengharapkan.
Kesadaran akan tujuh dosa pokok ini penting bagi hidup dan panggilan saya saat ini. Memang sulit untuk bebas dari setiap dosa, namun berjuang adalah sebuah cara untuk sampai pada pembebasan diri dari doa-dosa pokok. Tetapi juga penting selalu diperlukan rahmat Allah. Sebab hanya rahmat Allah yang dapat memungkinkan seseorang bebas dari dosa. Dosa adalah pintu menuju maut sedangkan rahmat adalah gerbang memasuki keselamatan. Dengan mengenal tentang tujuh dosa pokok ini, maka sepantasnya saya harus berusaha, dan berjuang untuk melawan setiap pikiran, perkataan, dan tindakan yang membawa saya pada dosa yang sama. Maka tidak harus menjadi suci seperti orang kudus, namun mulia bila berjuang untuk bebas dari sekecil apa pun dosa.
Saya kembali mengingat kata-kata Yesus ketika menegur wanita-wanita Yerusalem saat menangis melihat Yesus memikul Salib-Nya. “jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu sendiri.” Teguran ini pun berlaku bagi diri saya. Terkadang saya menangisi tindakan dan perbuatan orang kepada saya, ketimpang menangisi atas tindakan dan pernuatan sendiri. Maka baiklah kembali melihat kedalaman diri dan tangisilah segala perbuatan yang tidak mendatangkan rahmat keselamatan dari Allah.